Thursday 21 January 2021

PENGALAMAN MENGOBATI KELOID

 "Ya Tuhan, dari semua bakat yang ada di muka bumi, kenapa bakatku adalah bakat keloid?? Eng ing eng..."


Akhir-akhir ini ketika usiaku menginjak kepala 2, alias 20-tahunan, aku baru menyadari kalau luka dikulitku bisa membekas jadi keloid. Paling sering sih bekas bisul. Tiba-tiba bagian kulitku menggelembung keras, bisul tanpa mata, lalu ga hilang-hilang jadilah keloid. Bekasnya jadi coklat gelap,banyak disekitar lengan kanan dan kiri.

Bahkan yang paling parah ada di dada payudara kanan. Awalnya yaitu bisul, trus kena toel kuku kali ya makanya proses penyembuhannya tidak berakhir dengan baik. Jadinya bersisa bekas luka jadi keloid yang menojol, bulat, warnanya coklat gelap, halus, tebal, keling keling. Aku yang udah insecure dengan badan sendiri, jadi tambah kuranv percaya diri, ampun deh nambah-nambahin pikiran di fase quarter life crisis aja nih.

Suatu hari aku nekat, dipikiranku kan kalau dilukai, akan tumbuh jaringan baru dan bakalan kempes tu benjolan gundukan, dan kulit akan tumbuh lagi. Nah itu ceritanya logika asal man amatirku ya. Maka aku totol tuh keloid pakai obat kutil yang pas dioles adem terus perih bet itu. Tapi karena keloid ini tebal, engga sakit sih. Engga sabar pula aku sama prosesnya, jadi baru berapa kali totol udah malas huhu .

Lalu aku coba pengobatan kedua, gegara putus asa, ku cari blog-blog yang menceritakan pengalaman per-keloid-an. Nemulah aku salah satu blog yang berhasil pakai Jelly Gamat ekstrak teripang alias timun laut. Baiklah aku meluncur ke shopee langsung beli. Udah olas oles mulu tiap hari sampe bosan tidak ada perubahan dong. Mulai malas akhirnya bye bye tanpa hasil. 

Karena sudah sutris, mulailah aku kepikiran cara ekstrim. Aku oprasi mandiri tu keloid. Kucukil cukil pake kuku, bahkan aku ambil cutton bud, aku potong pegangan plastiknya itu biar lancip dan tajam, lalu aku pake buat menusuk keloid aku. Lalu keloid itu jadi luka, aku tarik-tarik pakai kuku. Btw, ini keloid tebel gaes. Itu ujung potongan cutton bud yang lancip kalau kena kulit sekitar sakit banget kayak ketusuk jarum. Tapi kalau ditusuk-tusuk ke keloid engga berasa apa-apa. Setelah luka dan kulitnya kukelupas, jadinya merah dan berdarah. Lalu aku tutup pakai selotip tiap hari. Sampe akhirnya jaringannya mengkerut dan pucat kayak kalau kita pake hansaplas itu. Lalu lama-lama dia kering dan bekas lukanya kering dan membentuk jaringan parut, lalu aku congkel itu jaringan parut yang kasar. Pas aku mandi dia udah hampir lepas sendiiri. 

Bahagianya aku karena udah engga jendol lagi itu keloid. Tapi tapi hari hari berlalu, luka kering dan sembuh, loh loh loh kok tetep aja jadi keloid lagi. Alamaakkk usahaku yang ini gagal juga ternyata. 

Bahkan baru baru ini benjokan bisul tumbuh diwajah. Kuku ini tak tahan ingin congkel congkel itu bisul pegal bengkak nyeri di dagu. Setelah dioprek membekas dong. Panik takut jadi keloid. Pokoknya sekarang tiap ada luka, aku takut jadi keloid. 

Yasudahlah ya, untuk sekarang mungkin nerima dulu aja. Mau suntik keloid kok takut tambah besar area keloidnya. Jadi yasudah, besok tutup blok pake tatto aja biar sangar lol. Padahal maksudnya menutupi cacat tubuh 😂. 

Tentang keloid, yang bisa dilakukan sekarang hanya acceptance aja. Bukan tanda yang aku mau sih. Tapi keloid kan engga berbahaya, jadi ya engga papa :). Kalau orang lain engga bisa menerima diri kita yang cacat, jangan sampai diri kita sendiri juga menolaknya. Love ourself, embrace our scars!